A.
Pengertian
Menurut Iman Soeharto, 1999,
Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawark untuk maksud pengelolaan
suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah
dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk mengahdapi kegiatan khusus yang
berbentuk proyek.
Manajemen proyek pada suatu
proyek konstruksi merupakan suatu hal yang penting karena memiliki tujuan yang
harus tercapai secara efektif dan efisien. Efektif dalam hal ini adalah hasil
penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi
kualitas, biaya, waktu, dll. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya
dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat
penggunaan sumber lain dan lain-lain.
Metode semua manajemen proyek
pada umunya berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan
keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan
harian, mingguan, dll.
Sebuah proyek dapat di
definisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan
sasaran yang jelas, yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal
pembangunan proyek akan dimulai, menurut R. Sutjipto (1985)
Sasaran utama dalam manajemen
proyek dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.
Pengembangan dan penyelesaian
sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang
telah dirumuskan
b.
Bagi kontraktor yang bonafide
yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship)
serta mempertahankannya
c.
Meciptakan organisasi di kantor
pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara
kelompok (team work)
d.
Menciptakan iklim kerja yang
mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan
komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan
e.
Menjaga keselarasan hubungan
antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan di dorong untuk memberikan
yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.
Manajemen proyek meliputi
proses :
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Pengaturan (Organizing)
3.
Pelaksanaan, dan
4.
Pengendalian
Tujua n dari keempat
proses diatas adalah untuk tepat waktu, biaya yang sesuai, kualitas yang
sesuai, dan proses kegiatan lancar
Penjelasan :
1.
Perencanaan (Planning)
Proses perencanaan ada dalam garis manajemen konsultan,
yaitu perencanaan fisik struktur, perencanan anggaran biaya, dan durasi
pekerjaan. Sedangkan dalam garis manajemen kontraktor, yaitu perencanaan metode
kontraktor, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi
lapangan maupun perusahaan.
Bentuk dari perencanaan berupa :
a.
Perencanaan prosedur
b.
Perencanaan metode kerja
c.
Perencanaan standar
d.
Pengukuran hasil
e.
Perencanaan anggaran biaya
f.
Perencanaan program (rencana
kegiatan beserta jadwal)
2.
Pengaturan (Organizing)
Bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan
proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Pegendalian (Controlling) adalah
proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan
bila diperlukan.
Project Manajer
adalah sebagai pemimpin proyek. Tugasnya adalah :
a.
Menguasai seluruh isi dokumen
kontrak
b.
Menjamin tersedianya seluruh
sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
c.
Memantau serta mengevaluasi
pelaksanaan proyek
d.
Melakukan negoisasi dengan
sub-kontraktor/suplier
e.
Menetapkan asumsi-asumsi yang
diperlukan untuk perencanaan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
f.
Memberi pengarahan dalam tahap
pembuatan RAPP (Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek)
B.
Kegiatan yang Dilakukan dalam
Manajemen Proyek
Meliputi :
a.
Identifikasi objek yang akan
dikelola
Suatu kegiatan yang berbentuk proyek, dan perbandingannya
dengan kegiatan operasional rutin. Pada siklus proyek diadakan penahapan dengan
komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan intensitas yang
berbeda-beda. Dibahas pula pembagian jenis proyek dan dan kriteria yang dipakai
untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang, dan besar,
serta dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada kegiatan
proyek.
b.
Konsep pengelolaan yang akan
dipakai
Dilanjutkan dengan membahas konsep pengelolaan yang
memiliki tiga pemikiran di antara sejumlah pengamat. Pertama, pemikiran yang
mencoba merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan menghubungkannya
dengan manajemen umum, kedua adalah menghubungkan konsep manajemen proyek
dengan konsep sistem dan pendekatan kontinjensi, dan ketiga perumusan konsep
yang dibuat oleh (Project Management Institute) USA dalam rangka menyusun
PM-BOK serta usaha ke arah standarisasi dan sertifikasi profesi manajemen
proyek.
c.
Area ilmu manajemen proyek
(PM-BOK)
Dalam PM-BOK, PMI mengelompokkan area ilmu manajemen proyek
menjadi 9 butir, yaitu pengelolaan integrasi , lingkup, waktu, biaya, mutu,
sumber daya manusia, komunikasi, risiko, dan pengadaan. PM-BOK dari PMI dan
INTERNET.
d.
Metode, Teknik, dan Prosedur
Metode dan teknik ini dipilih yang kegunaannya dianggap
bersifat mendasar dan unik untuk proses mengelola proyek, seperti “Work
Breakdown Structure”, “Analisis Jaringan Kerja” (CPM, PERT, dan PDM),
Identifikasi varians, konsep nilai hasil, CS?CSC untuk pengendalian biaya dan
jadwal, dan lain-lain.
e.
Aplikasi konsep manajemen proyek
pada praktek penyelenggaraan (operasional) proyek
Proyek engineering manufaktur-konstruksi adalah model
proyek yang melibatkan kegiatan-kegiatan desain engineer, pengadaan,
subkontrak, manufaktur, perakitan (assembly), konstruksi, dan uji coba sistem
instalasi atau produk baru yang kompleks. Termasuk golongan ini adalah
proyek-proyek pembangunan prasarana umum (jembatan, jalan, pelabuhan, dan
gedung) dan proyek pembangunan instalasi industri seperti pengilangan minyak
(oil refinery), petrokimia, LNG, pupuk, semen, kertas, baja, pembangkit tenaga
listrik bahan bakar fosil maupun nuklir, dan lain-lain.
C.
Tahap
Siklus Proyek dan Deliverable yang Bersangkutan :
1.
Tahap
Konseptual
Terdiri dari kegiatan penyusunan
dan perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu
kegiatan utama yang bersifat menyeluruh adalah studi kelayakan.
2.
Tahap
perencanaan dan pengembangan (planning and development) atau disingkat
PP/Definisi
Kegiatan utamanya adalah
melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam
dan terinci, sehingga kesimpulannya dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan
perihal kelangsungan investasi atau proyek ; Menyiapkan perangkat, seperti
data, criteria, dan spesifikasi teknik, engineering dan komersial yang
selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan kontrak; Menyusun
perencanaan dan membuat keputusan strategic yang berkaitan dengan garis penyelenggaraan
proyek; Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik,
kontraktor, konsultan, arsitek, dan lain-lain.
3.
Tahap implementasi
Terdiri dari kegiatan sebagai
berikut : Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi
dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek
4.
Tahap
Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi
adalah sebagai berikut : Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi,
seperti uji coba start-up, dan performance test; Penyelesaian administrasi dan
keuangan proyek seperti asuransi dan klaim; Seleksi dan kompilasi dokumen
proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau kepada induk perusahaan ; Melaksanakan
demobilisasi dan reassingnment personil
D.
Siklus
Proyek untuk Pemilik
Hasil
studi kelayakan ini merupakan informasi yang amat berguna bagi pemilik proyek
yang dlam hal ini dapat merupakan sebuah organisasi perusahaan, badan
pemerintah, badan swasta, yayasan, dalam rangka memudahkan pengambilan
keputusan, apakah proyek tersebut dapat dipertanggung jawabkan pelaksanaannya
untuk layak dibangun atau tidak. Studi kelayakan ini harus berisikan pernyataan
yang jelas tentang :
1.
Lingkup
dan Tujuan proyek
2.
Aspek
Ekonomi
3.
Aspek
Teknis dan Teknologi
4.
Aspek
Pasar dan Pemasaran
E.
Aspek Sosial
dan Lingkungan Hidup
Di dapat
kesimpulan hasil dari studi kelayakan proyek sebagai berikut :
1.
Pembangunan
proyek dapat dipertanggung jawabkan dan dengan demikian investasi dapat
diteruskan
2.
Pembangunan
proyek dapat diteruskan apabila persyaratan-persyaratan tertentu dapat dipenuhi
3.
Proyek
secara global tak memberikan manfaat yang cukup, sehingga rencana investasi
seyogyamya dibatalkan.
Demikian materi yang
dapat saya ringkas mengenai ruang lingkup manajemen proyek. Semoga dapat
membantu dan mohon maaf jika terjadi kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar