SISTEM PENGELOLAAN PROYEK
Pengertian
proyek secara sederhana dan umum adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana
dan dilaksanakan secara berurutan dengan logika serta menggunakan banyak jenis
sumber daya, yang dibatasi oleh dimensi biaya, mutu, dan waktu.
Tujuannya adalah
untuk mewujudkan gagasan yang timbul dari naluri manusia
(seseorang/badan/organisasi). Dengan demikian, suatu proyek mempunyai sifat dan
ciri khas yang berbeda dengan aktivitas lainnya.
I.1. Sifat Proyek
Suatu proyek
biasanya bersifat, antara lain :- · Ciri khasnya menonjol
- · Siklus kehidupannya khas
- · Peranan manajer proyek dominan
- · Adanya upaya pendekatan sistematis yang menguntungkan atau positif
Setiap proyek mempunyai ciri khas yang menonjol
dalam setiap tujuan, bentuk, dan proses. Karena setiap pelaksanaan proyek
berbeda dan tim yang menangani suatu proyek juga tidak pernah seutuhnya sama,
maka setiap proyek mempunyai suasana pelaksanaan keseharian atau “siklus kehidupan”
yang khas (lokasi, budaya, dll), sebab kegiatan proyek mempunyai tujuan dinamis.
Dan, proyek tersebut sebagai sarana untuk selalu berkembang.
Manajer proyek terdiri dari pemilik
proyek, konsultan A/E, konsultan MK, dan kontraktor yang bersangkutan.
Mengingat adanya beberapa pihak dalam proyek yang terkait dengan berbagai
kepentingannya, maka sering kali muncul penyesuaian dan perubahan desain proyek.
Artinya, setiap perubahan, harus positif atau memenuhi kriteria/asas yang lebih
tinggi dalam nilai keteknikan, ekonomis, dan manfaatnya. Itulah mengapa, suatu
proyek dikatakan ciri khasnya itu menonjol.
I.2. Ciri-ciri Khusus Proyek
- · Mempunyai tujuan spesifik
- · Hasil akhirnya bisa diserahkan
- · Menggunakan banyak jenis sumber daya
- · Unik
- · Merupakan sarana dan wahana perubahan
- · Dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang jelas atas biaya, mutu, dan waktunya.
Dengan demikian, setiap keputusan bisa dicapai dengan lebih mudah dengan hasil terbaik, diterima dan memuaskan semua pihak yang terkait dengan proyek tersebut.
Untuk kepentingan yang lebih luas,
adanya proyek beserta hasil akhir dari proyek tersebut, diharapkan mampu
memberikan perubahan positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang
menjadi pemakai atau yang memanfaatkan hasil proyek tersebut. Hal ini sesuai dengan
ciri khusus proyek, yaitu sebagai ‘sarana dan wahana perubahan’.
I.3. Tolok Ukur Sukses Pengelolaan Proyek
- Biaya proyek, tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses/cara pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan, perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan.
- Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan yang bersangkutan.
Semua
usaha yang dilakukan dalam pengelolaan proyek yang sukses merupakan alternatif
dari tindakan antisipasi atas pemahaman ‘sifat proyek’ dan ‘ciri-ciri khusus
proyek’. Jadi, mengerti dan memahami sifat proyek dan ciri-ciri khusus
proyek sangat bermanfaat untuk keberhasilan seorang manajer proyek untuk
mengelola proyek.
Namun
demikian, ketiga kriteria pengelolaan proyek yang sukses seperti tersebut di
atas masih relevan meskipun ada 2 (dua) poin tambahan yang sebenarnya merupakan
penegasan atas mutu dari proses pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek. Maka 2
(dua) poin tambahan yang merupakan penegasan dari segitiga manajemen proyek tersebut bisa memberikan
penjelasan yang lebih baik.
Dengan
penjelasan dan tampilan bagan ‘segitiga sasaran manajemen proyek’ tersebut,
maka tolok ukur sukses pengelolaan proyek diringkas menjadi 5 (lima) poin
berikut, yaitu :
- 1. Tepat biaya
- 2. Tepat mutu
- 3. Tepat waktu
- 4. Penerapan K-4 yang konsisten
- 5. Semua pihak yang terkait pelaksanaan proyek PUAS
Bagi kontraktor atau manjer proyek kondisi demikian merupakan beban dan sekaligus
tantangan. Hal itu harus ditindaklanjuti dengan bijaksana, yaitu dengan
bersikap tenang dan berpikir jernih. Dengan demikian, ia akan mampu melihat peluang
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan tetap memenuhi lima (5) kriteria tersebut.
I.4. Tujuan dan
Kepentingan Kontraktor terhadap Proyek
Proyek
sangat bervariasi dalam hal : jenis, bentuk, dan besarnya. Karena setiap proyek
selalu menyangkut sejumlah sumber daya, baik itu dana (keuangan), tenaga ahli
(keterampilan), maupun sarana lainnya, maka suatu proyek itu bisa diikuti dan
dikelola secara bisnis bila memenuhi syarat dan memberikan manfaat bagi
kalangan bisnis.
Karena
kepentingan bisnis inilah kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen proyek.
Misi proyek menjadi ‘profit center’ bagi perusahaannya untuk berproduksi dan
mendapatkan hasil dari usahanya.
Dengan
demikian, kriteria sukses pengelolaan proyek secara bisnis bagi kontraktor
tidak lagi berupa 5 (lima) poin seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, tetapi
7 (tujuh) poin, yaitu :
- 1. Tepat biaya (wajar, efisien, dan sesuai kontrak)
- 2. Tepat mutu (proses kerja dan hasil pekerjaan diterima oleh pemilik dengan baik)
- 3. Tepat waktu (efektif dan sesuai dengan kesepakatan/kontrak)
- 4. Lingkungan kerja sehat dan aman, K-3 dilaksanakan dengan konsisten
- 5. Memuaskan semua pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek
- 6. Memberi keuntungan finansial sesuai dengan rencana dan kesepakatan a
- 7. Meningkatkan citra perusahaan sehingga menjadi lebih baik
Dengan
demikian, mencapai sasaran atau memperoleh keuntungan finansial dan
meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik merupakan keharusan bagi kontraktor
dalam mengelola suatu proyek. Jadi, manajer proyek harus memahami tujuan proyek
dan kepentingan perusahaannya. Ini berarti bahwa pemahaman yang baik mengenai
sifat proyek dan ciri-ciri khusus proyek sangat membantu proses pengelolaan
proyek dan memberikan nilai positif bagi tercapainya tujuan dan kepentingan
kontraktor terhadap proyek tersebut, yaitu dalam hal :
A. Ikut
berperanserta dalam pelaksanaan proyek,
Sebagai
tanggungjawabnya atas kepercayaan yang diberikan, dengan memberikan penampilan terbaik dalam bidang :
·
Sumber daya manusia
·
Sumber daya peralatan
·
Sumber daya finansial
·
Sistem manajemen
operasional pelaksanaan proyek
B. Terbukanya
kesempatan bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat karena perusahaan :
·
Memperoleh pengalaman
kerja baru atau referensi pekerjaan yang bernilai positif,
·
Memperoleh manfaat
finansial sebagai keuntungan usaha,
· Memperoleh citra yang
baik bagi perusahaan, sebagai sarana memudahkan tercapainya pemasaran dan
kelangsungan hidup perusahaan.
I.5. Manajemen dan Manajer
Proyek dalam Pengelolaan Proyek
Manajemen
dan manejemn proyek adalah dua sebutan yang sebenarnya mempunyai pronsip dan
fungsi manajemen yang sama. Keduanya memberikan arahan agar bertindak
sistematis dalam mencapai apa yang telah direncanakan dengan tepat, efektif,
dan efisien. Hal ini adalah karena manajemen proyek adalah manajemen yang
penerpannya lebih banyak menggunakan pendekatan sarana dan prasarana. Itulah
yang merupakan karakteristik khas proyek sesuai dengan ‘sifat dan ciri khas
proyek’. Adapun manajer proyek, sebagai ‘personal pejabat’ yang menjalankan
manajemen (fungsi manajemen dan sistem manajemen) pada suatu proyek, sesuai
dengan definisi di atas, harus memahamai 3 hal, yaitu :
- · Bidang utama manajemen proyek
- · Fungsi manajemen (proses manajemen)
- · Peranan manajer proyek dalam kegiatan manajerial
I.5.1. Bidang Utama
Manajemen Proyek
· Memahami rencana dan tujuan proyek
· Merencanakan pelaksanaan proyek
· Menentukan penggunaan peralatan sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan proyek
· Melaksanakan tindakan kontrol dan perbaikan sepanjang di perlukan
· Memahami dan mengembangkan kualitas pribadi
· Memahami dan melaksanakan peran manajer proyek
· Memahami sifat dan ciri khas proyek
I.5.2. Fungsi Manajemen
(Proses Manajemen)
· Merencanakan (Planning)
· Melaksanakan (Do)
· Mengorganisasi (Organizing)
· Mengkoordinasi (Coordinating)
· Mengendalikan (Controlling)
· Memimpin (Leading)
Fungsi
Manajemen tersebut bekerja secara simultan bersama-sama, saling melengkapi satu
sama lain. Maka, pada setiap perusahaan prioritas pelaksanaan fungsi
manajemennya sangat tergantung dari kondisi, kebutuhan, dan problem
masing-masing perusahaan. Hal ini sesuai dengan policy dan strategi perusahaan dalam mencapai sasarannya.
Pelaksanaan manajemen sangat dipengaruhi latar belakang, kebiasaan, dan
kemampuan manajer yang bersangkutan. Itulah mengapa manajemen dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan (science) dan
sekaligus seni (art).
I.5.3. Peranan Manajer
Proyek dalam Kegiatan Manajerial
Peranan
manajer proyek adalah memahami kegiatan bidang utama manajemen proyek dan
melaksanakan fungsi manajemen sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dalam
pelaksanaan proyek.
Perannya
adalah :
- Manajemen proyek memerlukan keahlian dan karakteristik tambahan (I.5.2.). Demi keberhasilan proyek, peranan manajer proyek sangat penting dan mendasar. Hal ini terkait dengan misi besar yang dipertaruhkan dan dana yang harus dikelola dalam menyelesaikan sebuah proyek.
- Manajer proyek yang baik tidak dilahirkan, tetapi dibentuk dan dijadikan. Manajer menjadi andal karena terlatih oleh pengalaman dalam menghadapi dan mengambil keputusan yang terbaik atas masalah dan kesulitan yang timbul di tempat kerja.
Jadi,
apabila kontraktor pelaksana pekerjaan/proyek telah menandatangani dokumen
kontraknya, maka sejak saat itulah manajemen proyek harus mulai diterapkan oleh
kontraktor atau manajer proyeknya
.
I.5.4. Manajer Proyek
sebagai Pelaksana Fungsi Manajemen
Merencanakan
(Plan/Planning)
· Sasaran mendesak dan
jangka pendek
(Kebutuhan
1 s/d 3 bulan awal pelaksanaan proyek : Pahami, pilih, dan inventarisasikan)
Dalam
rangka preconstruction meeting :
a.
Data klarifikasi tender
dan preaward meeting
b.
Data tentang jadwal
kerja proyek termasuk (CPM)
c.
Data gambar
kerja/pekerjaan (awal) tertentu
d.
Data organisasi proyek
e.
Data metode pelaksanaan
pekerjaan (awal) tertentu
f.
Tes program atas sample material test, dan lain-lain
g. Jadwal
kedatangan (kebutuhan) sumber daya proyek (tenaga, material, peralatan, dan
sebagainya).
Dalam
rangka persiapan operasional pelaksanaan proyek :
a. Data
observasi ulang lapangan, harga dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan
proyek
b.
Dibuat rencana biaya
pelaksanaan proyek (RBP) dan rencana arus kas proyek (RAKP)
c.
Dibuat project quality
plant (PQP) dan project safety plant (PSP), prosedur kerja, dan instruksi kerja
d.
Dibuat rencana dan
persiapan mobilisasi peralatan, serta sumber daya lain yang diperlukan proyek
e.
Inventarisasikan (atau
langsung hubungi) vendor list dari jasa lain yang diperlukan.
·
Tindakan antisipasi (Preventive Action)
·
Pencapaian target
pelaksanaan pekerjaan :
a.
Sasaran jadwal kerja
b.
Key date untuk beberapa
pekerjaan penting.
·
Kerawanan dan hambatan
:
a.
Cuaca (hutan, banjir,
dan lain-lain)
b.
Musim
c.
Umur pekerjaan tertentu
untuk pembongkaran
d.
Klausal kontrak
e.
Pekerjaan lanjutan dari
dan atau kepada kontraktor lain
f.
Dan lain-lain
·
Buat jadwal detail
sebagai penjelasan dan penegasan, guna memudahkan pelaksanaan dan monitoring
serta sarana koordinasi yang lebih bsik dan jelas.
·
Sasaran jangka panjang
atau sampai dengan selesainya proyek
(kebutuhan
1 tahun sampai dengan selesainya proyek) :
a.
Perencanaan kerja sudah
memakai data observasi terbaru
b.
Dibuat
perkiraan/estimasi perhitungan yang rinci
c.
Mengenali dan
mengantisipasi atas ketergantungan pekerjaan
d.
Jadwal kerja dibuat
dengan kondisi yang paling mungkin dan paling efektif untuk dilaksanakan
e.
Memberikan tanggung
jawab terhadap personal yang dipilih sesuai dengan seksi/bagian dalam struktur
organisasi proyek
f. Mengalokasikan
sumber daya dengan efektif
Mengevaluasi dan
menyempurnakan rencana kerja proyek
I.5.5. Melaksanakan
(Implementation/Do/Doing)
Fungsi
manajemen, dalam aktualisasi atau penerapannya, merupakan wujud dari peran
manajer proyek dalam hal : Mengorganisasi dan mengkoordinasikan
·
Mengorganisasi (Organizing)
a.
Pahami bahwa tahap
pengorganisasian terkait erat dengan tahap perencanaan
b.
Organisasi proyek
dibentuk sesuai dnegan kebutuhan fungsional dan demi efektivitas
c.
Tanggung jawab dan
tugas personal dari struktur organisasi proyek terkait erat dengan rencana
kerja yang harus dilaksanakan
·
Tugas harus jelas batasnnya
:
a.
Uraian tugas harus bisa
dimengerti degan jelas
b.
Batasan ukuran atau pun
syarat-syaratnya
c.
Bisa diserahkan
d.
Merupakan tanggung
jawab langsung dari satu orang
·
Organisasi Struktur
Rincian Kerja atau Work Breakdown
Structure
Bisa
mejadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab personal dalam
struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap tugas dan/atau terjadi
overlapping atas beberapa tugas yang menjadi
·
Mengkoordinasi (Coordinating)
Dengan
pihak eksternal (pemilik proyek, konsultan, dan lain sebagainya) :
a.
Pahami kepentingan
perusahaan dan strategi yang harus dilaksanakan.
b.
Koordinasikan dan
hubungi bagian/pihak terkait untuk mendapatkan masukan dan dukungan yang
menguatkan misi perusahaan maupun proyek
c.
Bina dengan baik ‘contact person’ dan informan yang mampu
memberikan dukungan dalam mencapai sasaran.
d.
Tindakan koordinasi
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah dalam mencapai sasaran, memeberi
kemudahan dan ilai positif lain bagi hubungan bisnis, terutama dalam rangka
penyelesaian pekerjaan/proyek.
Dengan
pihak internal (proyek dan perusahaan) :
a.
Koordinasi adalah wujud
nyata dari komunikasi dengan sarana : pembicaraan langsung, telepo, faks,
surat, dan media lainnya
b.
Untuk memastikan bahwa
kepentingan proyek bisa dimengerti dan mendapat dukungan perusahaan, amka data
komunikasi harus lengkap, jelas, dan informatif, serta meyakinkan.
c.
Koordinasi harus
meningkatkan usaha kerja, memperlancar, atau menghilangkan hambatan maupun
ketergantungan pekerjaan.
·
·
Fungsi koordinasi
kantor proyek :
emberi
manfaat maksimal, dalam hal :
a.
Membuat rencana kerja
yang lebih mendekati kenyataan dari pelaksanaannya,
b.
Membuat laporan tentang
realisasi aktivitas dengan membandingkannya dengan rencana awalnya
c.
Menanggulangi setiap
ketergantungan pekerjaan dan kesulitan proyek
d. Menindaklanjuti setiap
perubahan dengan melakukan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan
e. Menyiapakan dan
merevisi rencana mutu dan kendali mutu sesuai dengan prosedur kerja
(perusahaan)
f. Melakukan tindakan antisipatif
dengan melaukan pencegahan terhadap masalah atau hambatan yang diperkirakan
akan timbul dan mengganggu upaya untuk mencapai sasaran kerja
g. Sarana
pertemuan dan koordinasi langsung bagi setiap petugas proyek
I.5.6. Mengontrol (Controlling)
·
Pahami bahwa tindakan
tersebut tidak hanya bersifat check dan monitoring, tetapi juga merupakan
tindakan manajerial dengan jangkauan yang lebih luas dalam pengendalian
· Tugas dan tindakan
mengontrol bukan berarti hanya menyalahkan orang lain, tetapi juga mencarikan
dna menetukan alternatif terbaik dalam tindakan pencegahan dan perbaikan atas
ketidaksesuaian yang terjadi
·
Batasan tentang sukses
pekerjaan harus dibuat sangat jelas dari sudut biaya, mutu, dan waktu. Buat
prosedur kontrol resmi.
· Tolok ukur penyimpangan
dari apa yang sudah direncanakan. Penyimpangan yang terjadi harus segera
ditindaklanjuti dan diatasi hambatannya agar pekerjaan yang bersangkutan dapat
diselesaikan
·
Indikasi penyimpangan,
yang mudah dijumpai pada saat pengontrolan adalah adanya ketidaksesuaian antara
waktu dan mutu.
I.5.7. Mengontrol
sebagai upaya memonitor
·
Untuk memastikan apakah
tujuan proyek atas biaya, mutu, dan waktu tercapai
·
Melalui media laporan
maupun dengan meninjau langsung
·
Melakukannya secara
periodik atau sesering mungkin
· Memonitor berarti siaga
setiap waktu untuk mengetahui dan segera mempersiapkan serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan atas perubahan dan penyimpangan yang terjadi, maupun
yang akan terjadi agar tujuan tercapai sesuai rencana.
I.5.8. Mengontrol dalam
rangka mengambil keputusan
·
Pastikan bahwa upaya
memobitor sungguh memberikan informasi dan indikasi yang benar dan tepat waktu
mengenai operasional proyek
· Data evaluasi dan
intuisi manajer proyek merupakan sarana dan masukan terbaik dalam mengambil
keputusan sehubungan dengan tindakan pencegahan dan perbaikan
·
Mengontrol proyek dalam
rangka mengambil keputusan berarti :
·
Melakukan peninjauan
atas situasi operasional proyek
·
Menganalisis akibat
negatif yang sedang atau akan terjadi
·
Menemukan tindakan penyelesaian
atas kesulitan dan masalah proyek
·
Mengendalikan dengan
langkah antisipasi untuk menghindari perubahan yang berdampak negatif.
·
Menyelesaiakan proyek
sesuai rencana
Memastikan dan
meyakinkan bahwa manajer proyek kemampuan menangani dan menyelesaikan sendiri
bersama tim sukses pengelolaan proyek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar