Jumat, 23 Maret 2018

MANAJEMEN PROYEK



A.      Pengertian
Menurut Iman Soeharto, 1999, Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawark untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk mengahdapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.

Manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang penting karena memiliki tujuan yang harus tercapai secara efektif dan efisien. Efektif dalam hal ini adalah hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dll. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain.
Metode semua manajemen proyek pada umunya berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan harian, mingguan, dll.
Sebuah proyek dapat di definisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas, yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai, menurut R. Sutjipto (1985)

Sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.       Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan
b.      Bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya
c.       Meciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work)
d.      Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan
e.      Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan di dorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.

Manajemen proyek meliputi proses :
1.       Perencanaan (Planning)
2.       Pengaturan (Organizing)
3.       Pelaksanaan, dan
4.       Pengendalian
Tujua n dari keempat proses diatas adalah untuk tepat waktu, biaya yang sesuai, kualitas yang sesuai, dan proses kegiatan lancar
Penjelasan :
1.       Perencanaan (Planning)
Proses perencanaan ada dalam garis manajemen konsultan, yaitu perencanaan fisik struktur, perencanan anggaran biaya, dan durasi pekerjaan. Sedangkan dalam garis manajemen kontraktor, yaitu perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.
Bentuk dari perencanaan berupa :
a.       Perencanaan prosedur
b.      Perencanaan metode kerja
c.       Perencanaan standar
d.      Pengukuran hasil
e.      Perencanaan anggaran biaya
f.        Perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal)
2.       Pengaturan (Organizing)
Bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
3.       Pegendalian (Controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan.
Project Manajer adalah sebagai pemimpin proyek. Tugasnya adalah :
a.       Menguasai seluruh isi dokumen kontrak
b.      Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
c.       Memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek
d.      Melakukan negoisasi dengan sub-kontraktor/suplier
e.      Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
f.        Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RAPP (Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek)
g.       Memberi pengarahan pelaksanaan proyek

B.      Kegiatan yang Dilakukan dalam Manajemen Proyek
Meliputi :
a.       Identifikasi objek yang akan dikelola
Suatu kegiatan yang berbentuk proyek, dan perbandingannya dengan kegiatan operasional rutin. Pada siklus proyek diadakan penahapan dengan komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan intensitas yang berbeda-beda. Dibahas pula pembagian jenis proyek dan dan kriteria yang dipakai untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang, dan besar, serta dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada kegiatan proyek.
b.      Konsep pengelolaan yang akan dipakai
Dilanjutkan dengan membahas konsep pengelolaan yang memiliki tiga pemikiran di antara sejumlah pengamat. Pertama, pemikiran yang mencoba merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan menghubungkannya dengan manajemen umum, kedua adalah menghubungkan konsep manajemen proyek dengan konsep sistem dan pendekatan kontinjensi, dan ketiga perumusan konsep yang dibuat oleh (Project Management Institute) USA dalam rangka menyusun PM-BOK serta usaha ke arah standarisasi dan sertifikasi profesi manajemen proyek.
c.       Area ilmu manajemen proyek (PM-BOK)
Dalam PM-BOK, PMI mengelompokkan area ilmu manajemen proyek menjadi 9 butir, yaitu pengelolaan integrasi , lingkup, waktu, biaya, mutu, sumber daya manusia, komunikasi, risiko, dan pengadaan. PM-BOK dari PMI dan INTERNET.
d.      Metode, Teknik, dan Prosedur
Metode dan teknik ini dipilih yang kegunaannya dianggap bersifat mendasar dan unik untuk proses mengelola proyek, seperti “Work Breakdown Structure”, “Analisis Jaringan Kerja” (CPM, PERT, dan PDM), Identifikasi varians, konsep nilai hasil, CS?CSC untuk pengendalian biaya dan jadwal, dan lain-lain.
e.      Aplikasi konsep manajemen proyek pada praktek penyelenggaraan (operasional) proyek
Proyek engineering manufaktur-konstruksi adalah model proyek yang melibatkan kegiatan-kegiatan desain engineer, pengadaan, subkontrak, manufaktur, perakitan (assembly), konstruksi, dan uji coba sistem instalasi atau produk baru yang kompleks. Termasuk golongan ini adalah proyek-proyek pembangunan prasarana umum (jembatan, jalan, pelabuhan, dan gedung) dan proyek pembangunan instalasi industri seperti pengilangan minyak (oil refinery), petrokimia, LNG, pupuk, semen, kertas, baja, pembangkit tenaga listrik bahan bakar fosil maupun nuklir, dan lain-lain.

C.      Tahap Siklus Proyek dan Deliverable yang Bersangkutan :

1.       Tahap Konseptual
Terdiri dari kegiatan penyusunan dan perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyeluruh adalah studi kelayakan.
2.       Tahap perencanaan dan pengembangan (planning and development) atau disingkat PP/Definisi
Kegiatan utamanya adalah melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam dan terinci, sehingga kesimpulannya dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek ; Menyiapkan perangkat, seperti data, criteria, dan spesifikasi teknik, engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan kontrak; Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategic yang berkaitan dengan garis penyelenggaraan proyek; Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor, konsultan, arsitek, dan lain-lain.
3.       Tahap implementasi
Terdiri dari kegiatan sebagai berikut : Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek
4.       Tahap Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut : Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up, dan performance test; Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim; Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau kepada induk perusahaan ; Melaksanakan demobilisasi dan reassingnment personil

D.      Siklus Proyek untuk Pemilik
Hasil studi kelayakan ini merupakan informasi yang amat berguna bagi pemilik proyek yang dlam hal ini dapat merupakan sebuah organisasi perusahaan, badan pemerintah, badan swasta, yayasan, dalam rangka memudahkan pengambilan keputusan, apakah proyek tersebut dapat dipertanggung jawabkan pelaksanaannya untuk layak dibangun atau tidak. Studi kelayakan ini harus berisikan pernyataan yang jelas tentang :
1.       Lingkup dan Tujuan proyek
2.       Aspek Ekonomi
3.       Aspek Teknis dan Teknologi
4.       Aspek Pasar dan Pemasaran

E.       Aspek Sosial dan Lingkungan Hidup
Di dapat kesimpulan hasil dari studi kelayakan proyek sebagai berikut :
1.       Pembangunan proyek dapat dipertanggung jawabkan dan dengan demikian investasi dapat diteruskan
2.       Pembangunan proyek dapat diteruskan apabila persyaratan-persyaratan tertentu dapat dipenuhi
3.       Proyek secara global tak memberikan manfaat yang cukup, sehingga rencana investasi seyogyamya dibatalkan.
Demikian materi yang dapat saya ringkas mengenai ruang lingkup manajemen proyek. Semoga dapat membantu dan mohon maaf jika terjadi kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar